Information overload, you know..
Terlalu banyak informasi yang diperoleh.
Karena kepo mungkin?
Terlalu banyak pilihan yang dihadapi.
Karena orang bilang hidup itu pilihan?
Hingga pada akhirnya, user yang mumet butuh sesuatu
yang bisa ngebantu memecahkan masalah ini.
Dari situ developer curi-curi kesempatan.
Mereka membuat yang namanya recommender system.
Tugasnya adalah sebagai makcomblang antara aku dan pilihan hidupnya aku.
Pilihan hidupnya aku? Kamu? hahaha hahaha
Maka kemudian aku mulai bertanya-tanya,
metode apa yang bisa dipakai?
Collaborative filtering kah?
Apa iya aku harus tanya pada wanita-wanitamu dulu, ratingmu berapa?
Content based filtering kah?
Ah tapi matamu, hidungmu, rambutmu
semua nilainya 1 kalau yang digunakan adalah skala biner.
Probabilitasmu mutlak. Ini nggak asik
Knowledge based kah?
Ah tapi case-based ataupun constraint-based sama, Dari situ developer curi-curi kesempatan.
Mereka membuat yang namanya recommender system.
Tugasnya adalah sebagai makcomblang antara aku dan pilihan hidupnya aku.
Pilihan hidupnya aku? Kamu? hahaha hahaha
Maka kemudian aku mulai bertanya-tanya,
metode apa yang bisa dipakai?
Collaborative filtering kah?
Apa iya aku harus tanya pada wanita-wanitamu dulu, ratingmu berapa?
Content based filtering kah?
Ah tapi matamu, hidungmu, rambutmu
semua nilainya 1 kalau yang digunakan adalah skala biner.
Probabilitasmu mutlak. Ini nggak asik
Knowledge based kah?
Dua-duanya sama aja, ketika solusi dari problem descriptionku adalah kamu.
Metode hybrid?
Oh come on. Aku mumet
anak TI lagi galau TA
ReplyDeletehahaha hahaha
Delete